Sabtu, 04 April 2009

TUGAS II MI 14

BAB 4
PENJADWALAN PROSES



Penjadwalan Proses merupakan basis system operasi Multi programming. Dengan mengalih – alihkan pemroses diantara proses – proses yang ada, Sistem operasi membuat system computer semakin produktif dan efisien. Sasaran Multi programming adalah mempunyai proses yang berjalan (di eksekusi ) disetiap waktu untuk memaksimumkan utilisasi proses. Untuk system computer dengan pemroses tunggal (disebut system uniproseccor atau single proseccor ) maka tidak pernah lebih dari satu proses yang berjalan (Running) . Jika terdapat beberapa proses disistem, satu proses berjalan sedangkan sisanya menunggu sampai pemroses bebas dan proses itu dijadwalkan untuk dijalankan.
Gagasan Multi Programing adalah sederhana. Satu proses dieksekusi sampai proses itu menunggu sesuatu. Biasanya pelaksanaan operasi I/O. Pada multi programing, beberapa proses disimpan di memori pada satu waktu. Ketika satu proses harus menunggu, system operasi mengambil pemroses darinya dan memberikan pemroses ke proses lain. Pola ini dilakukan secara terus – menerus setiap kali satu proses harus menunggu, proses lain mengambil alih penggunaan pemroses.

4.1 DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES
Penjadwalan Merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di system operasi yang berkaitan dengan urusan kerja yang dilakukan system computer. Penjadwalan yang bertugas memutuskan hal – hal berikut :
• Proses yang harus berjalan
• Kapan dan selama berapa lama proses berjalan
Sasaran utama penjadwalan proses adalah
Optimasi kinerja system computer menurut criteria tertentu.
OPtimasi kinerja system computer menurut criteria tertentu.
Kinerja untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan : [TAN-92] [MIL-92]
• Adil (fairness)
• Efisiensi
• Waktu tanggap (response time)
• Turn around time
• Throughput

Adil (Fairness)
Adil adalah proses2 diperlakukan sama yaitu mendapat jatah waktu layanan pemroses yang sama dan tidak ada proses yang tidak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami startvation. Startvation adalah kondisi bahwa proses tidakpernah berjalan karena tidak dijadwalkan untuk berjalan.

Sasaran penjadwaln seharusnya menjamin setiap proses mendapat pelayanan dari pemroses secara adil.

Efisiensi
Efisiensi atau utilisasi pemroses yang dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk pemroses denganntotal waktu operasi system computer secara keseluruhan.
Sasaran penjadwalan adalah menjagamenjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi system computer mencapai nilai maksimum. Keadaan sibuk berarti pemroses tidak menganggur. Layanan pemroses termasuk waktu yang dihabiskan untuk mengeksekusi program pemakai dan layanan system operasi secara efektif, bukan untukmelakukan penjadwalan itusendiri.

Waktu Tanggap(Response Time)
Waktu tanggap berbeda untuk
• System interaktif
• System waktu nyata
Waktu tanggap pada system interaktif
Waktu tanggap dalam system interaktif didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakaterterakhir dari perintah dimasukan oleh program atau transaksi sampai hasil pertama muncul diprangkat masukan keluaran seperti layar (terminal).
Waktu tanggap untuk system interaktif biasa disebut terminal response time .
Waktu tanggap pada system waktu nyata
Pada system waktu nyata (real-time), waktu tanggap didefinisikan sebagai waktu dari saat kemunculan waktu suatu kejadian (internal atau eksternal) sampai waktu instruksi pertama rutin layanan terhadap kejadian eksekusi.
Waktu untuk system waktu nyata biasa disebut event response time.
Sasaran penjadwaan adalah meminimalkan waktu tanggap sehingga menghasilkan sisten yang responsive.






Turn Arround Time
Turn Arround Time adalah waktu yang dihabiskan dari saat proses atau job dimulai masuk ke system sampai proses itu diselesaikan system. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan proses berada di system, diekspresikan sebagai penjumlahan waktu eksekusi (waktu pelayanan proses/job) dan waktu menunggu dari prose situ, yaitu : Turn Arround Time = waktu eksekusi + waktu menunggu
Sasaran penjadwalan adalah meminimalkan turn around time.



Throughput
Throughput adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan selama satu selang/unit waktu. Cara untuk mengekpresikan thrugput adlah dengan jumlah proses/job pemakai yang dapat di eksekusi dalam satu unit/interval waktu tertentu.
Sasaran penjadwalan adalah Memaksimalkan jumlah job/proses yang dilayani per satu interval waktu. Lebih tinggi angka throughput maka lebih banyak kerja yang dilakukan system.
Kritria – criteria tersebut saling bergantung dan dapat saling bertentangan sehingga tifak memungkinkan optimasi semua criteria secara simultan.
Contoh
Untuk memberi waktu tanggap kecil umumnya memerlukan penjadwalan yang sering beralih – alih diantara proses – proses yang ada. Cara ini meningkatkan overhead system sehingga menurunkan efisiensi.
Kebijaksanaan perancangan penjadwalan melibarkan kompromi diantara kebutuhan – kebutuhan yang saling bertentangan. Kompromi ini bergantung sifat dan penggunaan system computer.

4.2 Tipe – Tipe Penjadwalan
Terdapat tiga tipe penjadwalan berada secara bersama – sama pada system operasi yang kompleks, yaitu [MIL-92)
1. Penjadwalan jangka pendek (sort-term scheduler)
2. Penjadwalan jangka menengah (Medium-term scheduler)
3. Penjadwalan jangka panjang (long-term scheduler)



























Gambar 4-1 Tipe – tipe penjadwalan
Gambar 4-1 menunjukkan possisi dari tipe-tipe penjadwalan yang terdapat di satu system operasi.

Penjadwalan jangka pendek
Penjawalan jangka pendek bertugas menjalankan alokasi pemroses di antara proses – proses ready yang berada di memori utama. Sasaran utama penjadwalan jangka pendek adalah memaksimumkan kinerja system untuk memenuhi satu kumpulan criteria yang diharapkan. Penjadwalan itu dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk memilih proses berikutnya yang harus dijalankan.

Penjadwalan Jangka Menengah
Setelah eksekusi selama satu waktu, proses mungkin di tunda karma permintaan layanan masukan/keluaran atau memanggil suatu system call. Proses-proses yang tertunda tidak dapat membuat suatu kemajuan untuk menuju selesai sampai kondisi-kondisi yang menyebabkannya tertunda hilang. Agar ruang memori bermanfaat maka proses dipindah dari memori utama kememori sekunder sehingga tersedia ruang yang lebih besar untuk ptoses – proses yang lain. Kapasitas memori utama terbatas untuk sejumlah proses yang aktif aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari memori utama ke memori sekunder disebut swapping.
Penjadwalan jangka menengah bertugas menangani peruses – proses swapping. Proses – proses yang mempunyai kepentingan kecil saat itu adalah proses yang tertunda. Tetapi, begitu kondisi proses yang membuat tertunda hilang dan prose dimasukkan kembali kememori utama dan Ready. Penjadwalan jangka menengah mengendalikan transisi dari suspended ke Ready ( dari state suspended ke ready) dari proses – proses yang mengalami swapping.

Penjadwalan Jangka Panjang
Penjadwalan jangka panjang bekerja terhadap antrian batch dan memilih batch berikutnya yang harus dieksekusi system. Batch biasanya berupa proses-proses dengan penggunaan sumber daya yang intensif ( yaitu waktu pemroses, memori,perangakat masukan/keluaran), program – program ini mempunyai prioritas yang rendah, dan biasa digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk) selama priode aktivitas proses – proses interkatif rendah.
Sasaran utama penjadwalan jangka panjang adalah memberi keseimbangan proses – proses campuran.
Tipe – tipe penjadwalan dapat dikaitkan dengan state-state proses. Kaitan antara tipe-tipe penjadwalan dengan state-state proses digambarkan pada gambar 4-2 berikut ini.








Penjadwalan jangka panjang
Penjadwalan jangka menengah

























Gambar 4-2 Tipe – tipe Penjadwalan dikaitkan dengan diagram state


4.3 Strategi Penjadwalan
Terdapat dua strategi penjadwalan, yaitu
1. Penjadwalan nonpreemtive (run-to-completion)
2. Penjadwalan Preemtive


Penjadwalan Nonpreemtive
Begitu proses diberi jatah layanan pemroses maka pemroses tidak dapat diambil alih oleh proses lain sampai proses itu selesai. Nonpreemtive juga disebut run-to-completion karma pemroses yang telah dijadwalkan akan dijalankan sampai selesainya ata proses tersebut meminta layanan masukan/keluaran.
Penjadwalan Preemtive
Saat proses diberi jatah layanan pemroses maka pemroses dapat diambil alih proses alin yang mempunyai prioritas lebih tinggi berdasarkan criteria system itu. Pada penjadwalan preemptive, proses dapat disela oleh proses lain sebelum selesainya dan harus dilanjutkan menunggu jatah waktu layanan pemroses tiba kembali ke prose situ. Proses yang disela berubah menjadi state ready.
Penjadwalan preemtive berguna pada system yakni proses-proses yang perlu mendapat perhatian/tanggapan secara cepat.misalnya:
• Pada system – system waktu nyata, kehilangan interupsi (yaitu interupsi tidak segera dilayani) dapat berakibat fatal.
• Pada system – system interaktif timesharing, penjadwalan preemtive penting agar dapat menjamin wakut tanggap yang memadai.

Penjadwalan preemtive adalah bagus tapi tidak tanpa ongkos.peralihan proses (yaitu layanan dari satu proses beralih ke proses lain) memerlukan overhead (karma banyak kabel yang dikelila). Agar penjadwalan preemtive menajdi efektif, banyak proses yang harus berada di memori utama sehingga proses – proses tersebut dapat segera running begitu diperlukan. Menyimpan banyak proses yang tidak running di memori utama merupakan suatu overhead tersendiri.

4.4 Algoritma – Algoritma Penjadwalan Proses
Terdapat banyak algoritma penjadwalan, baik algoritma penjadwalan nonpreemtive maupun penjadwalan preemtive.
Algoritma – Algoritma merupakan yang menerapkan strategi nonpreemtive diantaranya :
• FIFO (Fist in,Fist Out) atau FCFS (Fist Come,Fist Serve).
• SJF (Shortest Job First).

Algoritma – algoritma yang menerapkan strategi preemptive diantaranya :
 RR (Round-Robin)
 MFQ (Multiple-Feedback -Queues).
 SRF (Shortes- Remaining-First).
 HRN (Highest-Ratio Next).
 PS (Priority Schedulling).
 GS (Guaranteed Schedulling).


KLasifikasi lain Selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses diambil alih secara paksa adlah klasifikasi yang berdasarkan adanya prioritas diproses2, yaitu :
1. Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas.
2. Algoritma penjadwalan beprioritas, terdiri dari
 Algoritma penjadwalan berprioritas statis.
 Algoritma penjadwalan berprioritas dinamis.

4.4.1 PEnjadwalan Round-robin (RR)
PEnjadwalan Round robin merupakan
 Penjdawalan preemptive, namun proses tidak di-preempt secara langsung oleh proses lain ,namun oleh penjadwal berdasarkan lama waktu perjalananya suatu proses maka penjadwalan ini disebut preempt-by-time.
 Penjadwalan tanpa prioritas

Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time-slice tempatproses itu berjala. Proses berjalan selama 1 kwanta, kemudian penjadwal akan mengalihkan kepada proses berikutnya, juga untuk berjalan satu kwanta, begitu seharusnya sampai kembali pada prosese pertama, dan berulang.

Ketentuan
Ketentuan algoritma robin round adalah sebagaiberikut :
1. Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka proses Running itumenjadi Ready (Runnable) dan pemroses dialikan keproses lain.
2. Jika kwanta belum habis dan proses menunggu suatu kejadian (misalnya menunggu selesainya suatu operasi I/O), maka proses Running itu menjadi Blocked dan pemroses dialihkan keproses lain.
3. Jika kwanta belum habis tapi proses telah selesai maka proses Running itu diakhiri dan pemroses dialihkan keoperasi lain.

Algoritma penjadwalan dapat diimplementasikan sebagai berikut :
• Sitem mengelola senarai proses Ready (Runnable) sesuaiurutan kedatangan.
• System mengambil proses yang berada diujung depan antrian Ready menjadi Running.
• Bila kwanta belum habis dan proses selesai maka sistem mengambil proses diujung depan antriian proses Ready.
• Jika kwanta dan proses belum selesai maka tempatkan proses Running ke ekor antrian proses Ready dan system mengambilproses diujung depan antrian proses Ready.
Masalah penjadwalan ini adalah dalm hal menentukan besar kwanta, yaitu :
• Kwanta terlalu besar menyebabkan waktu tanggap besar dan turn around time rendah.
• Kwanta terlalu kecilmengakibatkan peralihan proses terlalu banyak sehingga menurunkan efisiensi penroses.
Harus ditetapkan besar kwanta waktu yang optimal berdassarkan kebutuhan system terutama dari hasil percobaan atau data historis dari system. Besar kwanta waktu beragam yang bergantung beban system.

Berdasarkan kriteria penilaian penjadwalan
• Fairness
Penjadwalan RR adil bila dipandang dari persamaan pelayanan oleh pemroses.
• Efisiensi
Penjadwwalan RR cenderung efisien pada system interaktif.
• Waktu tanggap (Response time)
Penjadwalan RR memuaskan untuk sisteminteraktif, tidak memadai untuk system waktu nyata.
• Turn around time
Penjadwal RR cukup bagus.
• Throughput
Penjadwalan RR cukup bagus.


Penggunaan
• Cocok untuk system interactive-timesharing dalam hal ini sebagian besar waktudipergunakan untuk mununggu kejadian eksternal . Contoh text-editor, kebanyakan waktu program adalah untuk menunggu kejadian darikeyboard sehingga pemroses dapat digunakan untuk mengeksekusi proses2 lain.
• Tidak cocok untuk system waktu nyata apalagi hard-real-time applications.


4.4.2 Penjadwaln FIFO (FIFO)
Penjadwalan FIFO ini merupakan
• Penjadwala non-preemptive (run-to-completion).
• Penjadwal tidak berprioritas.

Ketentuan
Penjadwalan FIFO adlah penjadwalan dangan ketentuan2 paling sederhana, yaitu :

2. Penjadwalan ini menghendaki kela2 prioritas bagi proses2 yang ada. Kelas tertinggi berjalan selam satu kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta , kelas berikutnya lagi berjalan empat kwanta , kelas berikutnya2 lagi berjalan delapan kwanta, dan seterusnya.

Ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :
• Jalankan proses2 yang beradapada kelas prioritas tertinggi.
• Jika proses telah menggunakan seluruh kwanta yang dialokasikan maka prose situ diturunkan kelas prioritasnya.
• Proses yang masuk untuk pertama kali ke system langsung diberi kelas tertingi.

Meknisme MFQ ini dapat mencegah proses yang perlu berjalanlama mengalami swapping berulangkali dan mencegah proses2 interaktif yang singkat harus menunggu lama untuk layanan pemroses.

Penggunaan
Sistem dengan proses2 Yang banyak proses lambat, memerlukan waktu lam, dan banyak proses singkat.

4.4.4 Penjadwalan yang Terpendek yang Lebuh Dahulu (SJF)
PEnjadwalan SJF ini merupakan
• Penjadawalan non-preemptive (run-to-completion).
• Penjadwalan dapat dikatakan sebagai prioritas di SJF, prioritas prioritas disosiasikan dengan masing2 proses dan pemroses dialokasikan keproses dengan proritas tertinggi. Proses2 dengam prioritas yang sama akan dijadwalkan secara FCFS (FIFO).

Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses (sampai selesai) atau waktu lamanya proses diketahui sebelumnya. Mekanisme penjadwalan SJF adalah lebih dulu menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek sampai selesai. Setelah proses itu selesai, maka proses dengan waktu jalan terpendek berikutnya dijadwalkan. Demikian seterusnya.

Keunggulan
Penjadwalan SJF mempunyai efisien tinggi dan turn around time rendah.

Contoh
Terdapat empat proses A, B, C, D dengan waktu jalan selama 8, 7, 6, 5 kwanta.
Gambar 4.3 (a) menunjukan penjadwalan cara 1, dengan proses2 dijadwalkan berurutan berdasarkan A, B, C, D. Gambar 4.3 (b) menunjukan bila proses2 dijadwalkan secara SJF yaitu berurutan D, C, B, A.
Kedua cara menghasilkan turn-arround-time yang ditunjukan pada gambar 4.3 (c). Cara 1 tur-arround-time rata2 adalah 17,5 kwanta sedangkan dengan cara II (SJF) adalah 15 kwanta.


Walaupun turn-arround yang bagus, SJF mempunyai masalah, yaitu
• Tidak dapat mengetahui ukuran proses saat proses masuk
• Proses yang tidak datang bersamaan sehingga penetapanya harus dinamis.

Untuk mengetahui ukuran lama proses agar dapat ditetapkan yang terpendek biasanya dilakukan dengan cara pendekatan. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat estimasi berdasarkan prilaku historis system.

Penggunaan
Amat jarang digunakan, merupakan kajian teoretis untuk perbandingan dalam perbandingan turn-arround time.



4.4.5 Penjadwalan dengan Banyak Antrian (MFQ)
Penjadwalan MFQ ini merupakan
• Penjadwalan preemptive (preemp by-time)
• Penjadwalan berprioritas dinamis.

Sasaran penjadwalan MFQ ini adalah untuk mencegah banyaknya aktufutas swapping. Cara yang dilakukan dengan adalah dengan
1. Proses yang sengat banyak menggunakan pemroses (karena menyelesaikan tugasnya memekan waktu yang lama) diberi jatahwaktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu.


4.4.6 Penjadwala n dengan Sisa Waktu Terpendek, Lebih Dahulu (SRF)
Penjadwalan ini merupakan
• Penjadwalan preemptive
• Penjadwalan berprioritas dinamis.

Penjadwalan SRF merupakan perbaikan dari SJF . SJF merupakan penjadwalan nonpreemptiive sedang SRF adalah preemptive yang dapat digunakan untuk system timesharing.
Ketentuan :
Pada SRT, proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses2 yang baru tiba.
Perbedaan SRF dengan SJF
• Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.
• PadaSRT proses yang sedang berjalan (Running) dapat diambil alih oleh proses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasilebih rendah.
Kelemahan
SRT mempunyai overhead yang lebih besar dibanding SJF. SRT memerlukan penyimpanan waktu layana yang telah dihabiskan proses dan kadang2 harus menangani peralihan.
• Tibanya proses2 akan segera dijalankan.
• Proses2 lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama dibanding pada SJF.

Secara teoritis, SRT member waktu tunggu minimum tapi karena adanya overhead peralihan maka pada situasi tertentu SJF bias memberi kinerja yang lebih baikdinabding SRT.



4.4.7 Penjadwalan Rasio Tanggapan Tertinggi, Lebih Dahulu (HRN)
Penjadwalan HRN ini merupakan
• Penjadwalan non-preemptive
• Penjadwalan ber5prioritas dinamis


Penjadwalan ini juga untuk mengkoreksi kelemaha SJF. HRN adalah strategi penjadwalan non preemptive dengan prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi dari waktu layanan tapi juga jumlah waktu tunggu proses.
Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus berikut :
Prioritas=(Waktu tunggu + waktu layanan)/waktulayanan.

Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi maka proses yang lebih pendek mempunyai prioritas yang lebih baik. Karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatn lebih bagus untuk memperoleh layanan pemroses.
Disebut HRN (High Response next) karena (waktu tanggap adalah waktu tunggu +waktu layanan). Ketentusn HRN berarti agar memperoleh waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani

4.4.8 Penjadwalan Terjamin (GS)
Penjadwaln GS ini adalah
• Penjadwalan preemptive
• Penjadwalan berprioritas dinamis

Penjadwalan ini berupaya memberi masing2 pemakai daya pemroses tang sama.. Jika terdapat N pemakai maka tiap pemakai diupayakan mendapat 1/N daya pemroses. Sistem merekam banyak waktu pemroses yang telah digunakan proses sejak login dan jumlah waktu pemroses yang digunakan seluruh proses.
Karena jumlah waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh yaitu 1/N. Waktu pemroses seluruhnya dan waktu pemroses yang telah diperuntukan prose situ.
Penjadwalan akan menjalankan proses dengan rasio terendah sampai rasio proses diatas pesaing terdekatnya.

Variasi yang ditetapkan pada Sistem Waktu Nyata Karena sistem waktu nyata sering mempunyai deadline absolut maka penjadwalan dapat berdasarkan deadline terdekat. Proses yang lebih dalam bahaya kehilangan deadline dijalankan lebih dahulu. Proses yang berakhir 10 detik lagi mendapat prioritas lebih tinggi dibanding yang berakhir 10 menit lagi.

4.8 Evaluasi Algoritma
Bagaimana memilih algoritma penjadwalan untuk sistem tertentu? Masing-masingalgoritma mempunyai parameter-parameter tersendiri. Pemilihan algoritma penjadwalan merupakan hal sulit. Persoalan pertama adalah mendefinisikan kriteria untuk pemilihan algoritma.
Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah fairness (keadilan), efisiensi, waktu tanggap, turn arround time, dan throughput. Kriteria kemudian dapat menjadi :
- Memaksimalkan utilisasi pemroses dengan konsentrain waktu tanggap maksimum adalah 500 milidetik, atau
- Memaksimalkan throughput bahwa turn arround time adalah berbanding linear dengan waktu eksekusi total.

Begitu kriteria pemilihan telah didefinisikan, kita dapat mengevaluasi beragam algoritma. Terdapat sejumlah metoda evaluasi untuk melakukan hal ini, yaitu :
1. Pemodelan deterministik
permodelan ini merupakan evaluasi analitis. Evaluasi analitis menggunakan algoritma dan beban kerja sistem untuk manghasilkan satu rumus atau angka yang menunjukkan kinerja algoritma untuk beban kerja itu. Pemodelan deterministik menggunakan suatu beban kerja tertentu yang telah ditentukan dan mendefinisikan kinerja algoritma untuk beban kerja itu.

2. Pemodalan antrian
Sistem komputer dipandang sebagai satu jaringan pelayan (server). Masing-masing pelayan mempunyai satu antrian dari proses-proses yang menunggu layanan. Pemroses adalah satu pelayan dengan satu antrian proses yang siap menerima layanan, begitu juga perangkat I/O adalah antrian perangkat. Dengan mengetahui rate kedatangan dan rate layanan, maka kita dapat mengkomputasi utilasi, panjang antrian rata-rata, waktu tunggu rata-rata daqn sebagainya. Bidang studi ini adalah analisis jaringan antrian (queueing network analysis)


3. Simulasi
Simulasi dapat mambrikan evaluasi algoritma pejadwalan dengan lebih akurat. Simulasi melibatkan pemograman model sistem komputer. Dengan simulasi akan diperoleh statistik yang menyatakan kinerja lgoritma.

4. Implementasi
Simulasi pun hanya mambrikan akurasi yang terbatas. Satu-satu cara paling akurat dalam mengevaluasi algoritma penjadwalan adalah manimplementasikannya, menjalankannya pada sistem nyata dan melihatnya bakerja. Pendekatan ini adalah menjalankan algoritma nyata disistem nyata untuk keperluan evaluasi pada beban atau kondisi operasi yang nyata.

Masing-masing cara evaluasi algoritma penjadwalan mempunyai kelebihan dan kelemahan.



0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP